Laman

Minggu, 06 November 2011

Aku makin jelek hari ini,Aura…


Aku makin jelek hari ini,Aura…
Aura…
Tak dapatkah kau lihat ?aku makin jelek hari ini.
Aku makin jelek aura…
Lebih jelek dari hari-hari kemarin. Aku merasa sangat jelek aura.
Aura katakanlah padaku, apakah aku bertambah jelek hari ini?
Aura aku bertanya padamu, kenapa kau tetap diam saja?
Aura apakah aku makin jelek hari ini?
Kau masih diam. Namun tanganmu menunjuk sesuatu. Aku mengikuti arah yang kau tunjuk.
Sebuah cermin?
Apa maksudmu Aura?. Aku tidak mengerti keluhku.
Engkau tersenyum. Ah, betapa indah senyum mu itu. Sangat indah Aura. Aku jadi malu pada diriku.
‘bercerminlah’ katamu. Aku menurut saja. Aku bercermin, dan…
‘ah wajah siapa ini?. Apa aku sejelek itu. tidak…tidak. itu bukan wajahku’. Aku berteriak-teriak seperti orang gila.
‘apa benar aku sejelek itu?’ bisik ku padamu.
Kamu tersenyum. Dan lagi, aku menjadi sangat iri padamu.
‘cermin itu adalah hatimu.’ Kamu mulai berkata.
‘Cermin itu akan memperlihatkan seluruh sifatmu. Jikalau sifatmu jelek, ia akan menampilkan bayangan yang jelek juga. Tiadakah kau lihat karat-karat di cerminmu?’ kamu berkata lagi.
Aku tertunduk…
Ku lihat cerminku. Ah,,betapa kotornya ia. Penuh debu, dan karat.
Ah,Aura.
Jangan biarkan aku makin jelek hari ini.
Payakumbuh, 17 November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar